Saturday, June 22, 2013

KIE Intoleransi laktosa



 
  1. Melakukan pendekatan terapeutik dengan cara menyapa klien, memberi salam dan mendengarkan semua keluhan ibu pasien.
  2. Diskusikan dengan pasien mengenai cara-cara pencegahan dan penatalaksanaan diare secara tepat (Pramudianto dkk, 2009).
  3. Menyarankan pemberian oralit sebagai pengganti cairan tubuh, Lacto-B® sebagai probiotik dan suplemen Zink digunakan sebab ketika diare kadar zink dalam tubuh akan menurun (Sweetman, 2009).
  4. Intruksikan pasien untuk menggunakan obat dengan sesuai, seperti nama obat, dosis, frekuensi pemberian, cara penggunaannya, dan lain-lain (Pramudianto dkk, 2009). Oralit untuk anak diberikan dengan dosis 200 mg dimana dalam pemakaiannya terlebih dahulu dilarutkan dalam 200 mL air masak dan digunakan setiap habis buang air besar sampai diare berhenti (Sweetman, 2009). Lacto-B® diminum 3 sachet/ hari sampai diare berhenti (Pramudianto dkk, 2009; ISFI, 2010). Lacto-B® dapat diberikan bersamaan dengan makanan bayi, dan susu formula (Pramudianto, 2009 ; Sukandar dkk.,2009). Lacto-B® dapat pula diberikan bersama jus ataupun air (Wells, Barbara G. et al, 2009). Suplemen Zink diminum 10-20 mg per hari selama 14 hari (Sweetman, 2009). Suplemen zink dapat diberikan bersamaan dengan makanan, namun dihindari makanan tinggi kalsium, fosfor, atau  phytate (Lacy et al, 2004).
  5. Informasikan pada pasien tentang kemungkinan efek samping dari beberapa obat yang diberikan (Pramudianto dkk, 2009). Muntah dapat terjadi setelah oralit dan mungkin ini merupakan indikasi bahwa oralit diberikan terlalu cepat. Jika terjadi muntah, pemberian dihentikan 10 menit kemudian diberikan dalam dosis yang lebih kecil dan sering (Sweetman, 2009). Gunakan zink sesuai petunjuk, jangan gunakan lebih dari yang direkomendasikan. Hentikan penggunaan zink jika mengalami mual dan muntah atau gangguan pencernaan akut, memar atau mudah perdarahan, pusing terus-menerus, atau kesulitan pernafasan yang tidak biasa (Lacy et al, 2004).
  6. Oralit harus direkonstitusi dengan air pada volume yang telah ditentukan. Larutan oralit yang telah dibuat tidak boleh direbus. Bahan lain seperti gula tidak boleh ditambahkan. Larutan yang belum digunakan dapat disimpan di kulkas dan harus dibuang setelah 24 jam dari waktu pembuatan (Sweetman, 2009).
  7. Anak-anak mungkin mengalami intoleransi laktosa (tidak dapat mencerna laktosa dalam susu) beberapa saat setelah sembuh dari diare. Pada kondisi ini, pemberian susu sebaiknya dilakukan secara bertahap (Pramudianto dkk, 2009).
  8. Setelah 24 jam, berikan makan-makanan lembut, atau makanan kering. Hindari buah-buahan dan sayuran serta jenis gandum. Makanan berlemak dan produk susu dapat dikonsumsi setelah 48 jam kemudian (Pramudianto dkk, 2009).
  9. Jangan membeli dan mengkonsumsi makanan dan minuman dari tempat yang kurang terjamin kebersihannya (Pramudianto dkk, 2009).
  10. Mencegah penularan bakteri penyebab diare dengan mencuci tangan setelah BAB, sebelum makan, atau saat menyiapkan makanan (Pramudianto dkk, 2009).
  11. Jika kondisi pasien tidak juga membaik, segera konsultasi ke dokter.
  12. Semoga pasien lekas sembuh.

No comments:

Post a Comment