Saturday, June 22, 2013

Informasi Obat Diare




3.2.1 Oralit
v        Komposisi oralit 200
Glukosa anhidrat                     4 g
Natrium klorida                       0,7 g
Natrium sitrat hidrat               0,58 g
Kalium klorida                        0,3 g
Serbuk dilarutkan  dalam 200 ml atau 1 (satu) gelas air matang hangat.
(Pramudianto dkk, 2009; Sukandar dkk., 2009; ISFI, 2010)
v        Indikasi
Pengganti elektrolit dan cairan tubuh pada pasien dengan dehidrasi, yang terutama berhubungan dengan diare akut dengan berbagai sebab (Sweetman, 2009). 


v        Kontra Indikasi
Tidak diberikan pada pasien dengan obstruksi gastrointestinal, oliguria (berkurangnya volume urin), dan anuria (tidak adanya produksi urin) (Sweetman, 2009).
v        Efek Samping
Muntah dapat terjadi setelah pemberian oralit dan mungkin ini merupakan indikasi bahwa oralit diberikan terlalu cepat. Jika terjadi muntah, pemberian dihentikan 10 menit kemudian diberikan dalam dosis yang lebih kecil dan sering. Overdosis dari oralit pada pasien dengan penurunan fungsi ginjal dapat menyebabkan hypernataraemia dan hyperkalaemia (Sweetman, 2009).
v        Dosis
Sesuai keadaan (berat badan dan tingkat keparahan kondisi).
§  Untuk dewasa 200-400 ml setiap habis buang air besar.
§  Untuk anak-anak 200 ml setiap habis buang air besar.
(Sweetman, 2009).
3.2.2 Lacto-B®
v        Komposisi
Lactobacillus acidop hilus bifidobacterium longun
Steptococcus faeeium 1 x 107 CFU/g.
                        Vitamin C 10 mg
                        Vitamin B 0,5 mg
                        Vitamin B2 0,5 mg
                        Vitamin B5 0,5 mg
                        Niacin 2 mg
                        Protein 0,02 mg
Fat 0,1 g/ sachet
(Pramudianto dkk, 2009; Sukandar dkk., 2009; ISFI, 2010)



v        Indikasi
Mengurangi frekuensi feses dan durasi penyakit pada anak dengan diare infeksi akut (Sweetman, 2009). Pengobatan diare dan pencegahan intoleransi laktosa  (Pramudianto dkk., 2009; Sukandar dkk.,2009).
v        Dosis
§  Anak 1-6 tahun : 3 sachet/ hari (Pramudianto dkk, 2009; ISFI, 2010)
§  Dewasa             : 1 sachet 3-4 kali sehari (Wells, Barbara G. et al, 2009)
v        Informasi khusus :
Dapat diberikan bersamaan dengan makanan bayi, dan susu formula (Pramudianto, 2009 ; Sukandar dkk.,2009). Dapat pula diberikan bersama susu, jus, ataupun air (Wells, Barbara G. et al, 2009).

3.2.3 Zink
Zink merupakan unsur penting dari nutrisi dan berada dalam berbagai macam makanan. Zink merupakan konstituen dari banyak sistem enzim dan ada di semua jaringan. Kekurangan zink dapat menyebabkan keterlambatan pertumbuhan dan kerusakan dari pembelahan jaringan secara cepat seperti kulit, sistem kekebalan tubuh, dan mukosa usus (Sweetman, 2009).
Diare kronis bisa menjadi tanda kekurangan zink. Diare dapat menyebabkan  kehilangan zink dan kekurangan zink dapat terjadi ketika makanan yang mengandung zink tidak memadai. Suplemen zink telah terbukti mengurangi timbulnya intensitas atau durasi diare akut pada anak di negara berkembang, efek menguntungkan dari suplemen zink juga telah terlihat untuk diare persisten. Sebuah laporan dari WHO menyimpulkan bahwa pemberian suplemen zink pada dosis sekitar 10 sampai 20 mg sehari selama 14 hari merupakan cara yang manjur dalam mengurangi secara signifikan keparahan dan durasi diare, jenis dari garam zink tidak mempengaruhi kemanjuran, meskipun formulasi terbaik harus ditentukan untuk mengurangi dampak seperti mual. Sebuah laporan lebih lanjut menyimpulkan bahwa ada cukup bukti untuk merekomendasikan dimasukkannya zink sebagai terapi penunjang untuk oralit dalam pengelolaan standar diare akut disentri dan non-disentri (Sweetman, 2009).
v        Indikasi  
Zink dalam bentuk garamnya digunakan sebagai suplemen untuk mengobati kekurangan zink, misalnya, dalam sindrom malabsorpsi, selama pemberian makanan dengan cara parenteral, dalam kondisi trauma, luka bakar, kehilangan protein dan dalam acrodermatitis enteropathica (kelainan genetik langka yang ditandai dengan defisiensi zink berat). Digunakan pula dalam penanganan diare, pneumonia, keterlambatan pertumbuhan, kehamilan, gangguan pengecapan, dan defisiensi vitamin A (Sweetman, 2009).
v        Efek samping
Efek yang paling sering ditimbulkan  dari penggunaan garam zink (glukonat dan sulfat) yang diberikan secara oral adalah pada gastrointestinal seperti sakit perut, dispepsia, mual, muntah, diare, iritasi lambung, dan gastritis. Ini sangat umum jika garam zink yang diberikan pada keadaan perut kosong. Efek ini dapat dikurangi dengan menggunakan zink bersama dengan makanan. Dalam keadaan overdosis akut, garam zink bersifat korosif karena pembentukan klorida zink dengan asam lambung, pengobatan terdiri dari memberikan susu atau alkali karbonat dan arang aktif, dihindari penggunaan perangsang muntah. Penggunaan dosis tinggi suplemen zink secara berkepanjangan, secara langsung atau parenteral, menyebabkan defisiensi tembaga dengan terkait sideroblastic anemia dan neutropenia (Sweetman, 2009).
v        Mekanisme obat
Digunakan untuk pertumbuhan normal dan memperbaiki jaringan; kofaktor untuk lebih dari 70 enzim yang penting untuk metabolisme karbohidrat dan protein, membantu untuk menjaga pertumbuhan dan jaringan yang normal, hidrasi kulit normal, dan indra pengecap dan penciuman; pada penyakit Wilson, kation zink menghambat penyerapan tembaga dari makanan dengan menginduksi sintesis metallothionein, protein pengikat logam ada dalam mukosa usus yang dapat mengikat logam, termasuk tembaga, membentuk senyawa beracun yang tidak diserap secara sistematis tetapi diekskresikan dalam tinja; astringen mata dan zat antiseptik lemah akibat pengendapan protein dan pembersihan lendir dari permukaan luar mata (Lacy et al, 2004).
v Dosis
RDA:  Bayi < 12 bulan               : 5 mg zink/ hari
            Anak-anak 1-10 tahun     : 10 mg zink/hari
            Dewasa: Laki-laki            :15 mg zink/hari
                                       Perempuan        : 12 mg zink/hari
                                                                                                 (Lacy et al, 2004)
Diare pada anak-anak 10 sampai 20 mg sehari selama 14 hari (Sweetman, 2009).
v        Interaksi obat
Penyerapan zink dapat berkurang dengan adanya suplemen zat besi, penisilamin, fosfor, dan tetrasiklin. Suplemen zink mengurangi penyerapan tembaga, fluoroquinolones, besi, penisilamin, dan tetrasiklin (Sweetman, 2009).
v        Farmakokinetik/ Farmakodinamik
Penyerapan zink pada saluran pencernaan tidak lengkap dan berkurang dengan adanya beberapa konstituen seperti phytates. Phytates hadir dalam sereal, jagung, kacang, dan beras, menghambat penyerapan zink. Protein hewani dalam daging sapi, telur, dan keju melawan efek penghambatan phytates, sedangkan kasein dalam susu mengurangi penyerapan zink. Protein juga sering mengandung unsur lain seperti anorganik fosfat yang negatif dapat mempengaruhi absorpsi. Bioavailabilitas zink disebutkan bervariasi antara sumber yang berbeda, tetapi dinyatakan berkisar 20-30%. Zink didistribusikan ke seluruh tubuh dengan konsentrasi tertinggi ditemukan di otot, tulang, kulit, mata, dan cairan prostat. Zink terutama diekskresikan dalam kotoran, dan pengaturan kehilangan feses adalah penting dalam homoeostasis zink. Sejumlah kecil zink hilang dalam urin dan keringat (Sweetman, 2009).

v        Kontraindikasi
Pasien yang hipersensitif terhadap garam zink dan komponen lainnya (Lacy et al, 2004)
v        Ketersediaan bentuk sediaan
Lozenge, kapsul, tablet, injeksi, sirup, gum (Lacy et al, 2004).
v        Informasi pasien
Gunakan sesuai petunjuk, jangan gunakan lebih dari yang direkomendasikan. Gunakan bersama makanan, namun hindari makanan tinggi kalsium, fosfor, atau phytate. Hentikan penggunaan obat jika mengalami mual dan muntah atau gangguan pencernaan akut, memar atau mudah perdarahan, pusing terus-menerus, atau kesulitan pernafasan yang tidak biasa (Lacy et al, 2004).

No comments:

Post a Comment