Saturday, June 22, 2013

Uji Kadar Kolesterol Total: Metode Liberman-Burchard

Berikut ini merupakan contoh laporan praktikum kimia klinik, semoga bermanfaat ya !


a. Tujuan Praktikum
Untuk menentukan kadar kolesterol total dalam serum.

b. Metode yang digunakan
Metode yang digunakan dalam penentuan kadar kolesterol total dalam praktikum ini ialah metode Liberman-Burchard
c. Prinsip Pemeriksaan
Bila kolesterol direaksikan dengan asam asetat anhidrit dan asam sulfat pekat dalam lingkungan bebas air, maka akan terbentuk warna hijau biru yang intens akibat pembentukan polimer hidrokarbon tak jenuh. Hasil reaksi antara kolesterol dengan pereaksi warna yang membentuk kompleks berwarna hijau biru tersebut diukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis.

d. Alat & Bahan
-        Tabung reaksi
-        Rak tabung reaksi
-        Pipet tetes
-        Pipet ukur
-        Pipet mikro
-        Gelas beaker
-        Spektrofotometer
-        Serum jernih
-        Pereaksi warna I
0,043 M asam sulfosalisilat dengan asam asetat glacial
-        Asam sulfat pekat 96%
-        Pereaksi warna II
Asam asetat anhidrat dalam asam asetat glacial 4:1
-        Standar kolesterol 250 mg/dl (Bio analitika®)

e. Cara Kerja
-     Dibuat pereaksi kolesterol dengan mencampur pereaksi warna I dan II dengan perbandingan (75:25)
-     Dibuat campuran sebagai berikut:

Tes
Standar
Blanko
Serum
0,05
-
-
Standar
-
0,05
-
Aquadest
-
-
0,05
Pereaksi kolesterol
2,5
2,5
2,5
-        Dicampur dan tangguhkan selama 5 menit pada suhu 20-25°C lalu ditambahkan:

Tes
Standar
Blanko
Asam sulfat pekat
0,5
0,5
0,5
-        Dicampur sampai semua protein larut, ditangguhkan selama 15 menit pada suhu 20-25°C, lalu baca dalam spektrofotometer pada panjang gelombang 610 nm.
-        Perhitungan:
Kolesterol total serum (mg/dl) =
Keterangan:
Dt  = Absorbansi deri kolesterol dalam sampel serum
Dst = Absorbansi dari kolesterol standar
f. Hasil Pemeriksaan & Interpretasi Hasil

Test A
Test B
Standar
Blanko
Warna setelah ditambahkan H2SO4
Hijau kekuningan (++)
Hijau kekuningan (+)
Hijau kebiruan
Bening jernih (-)
Warna setelah didiamkan 15 menit
Kuning kecoklatan
Kuning
Coklat kekuningan
Bening kekuningan
Absorbansi
0,073
0,032
0,173
0,000

Kolesterol total serum (mg/dl) =
Test A =
Test B =
Kadar kolesterol total dalam serum test A adalah 105,49 mg/dl dan kadar kolesterol total dalam serum test B adalah 46,24 mg/dl. Terlihat bahwa kadar kolesterol total dalam serum test A dan test B berada di bawah rentang normal yaitu 125-250 mg/dl.
g. Pembahasan
Penetapan kadar kolesterol total termasuk analisis yang penting dilakukan untuk keperluan diagnose gangguan metabolisme lipid, menentukan kadar kolesterol pada penderita hiperlipidemia dan penyakit terkait, dan dapat juga digunakan untuk mencari hubungan kadar kolesterol dengan resiko penyakit jantung. Dimana apabila terdapat endapan kolesterol dalam pembuluh darah dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah karena dinding pembuluh darah menjadi makin tebal. Hal ini mengakibatkan juga berkurangnya elastisitas atau kelenteran pembuluh darah. Dengan penyempitan pembuluh darah dan berkurangnya kelenturan pembuluh darah, maka aliran darah terganggu dan untuk mengatasi gangguan ini jantung harus memompa lebih keras. Hal ini berarti jantung harus bekerja lebih keras daripada biasanya.
Serum merupakan bagian dari cairan tubuh yang bercampur dengan darah. Seringkali serum diartiakan sebagai cairan tanda sel darah dan faktor koagulasi atau fibrinogen. Serum juga merupakan sebuah plasma darah tanpa adanya fibrinogen. Oleh karena itu, pada percobaan ini digunakan serum sebagai sampel karena serum merupakan suatu plasma darah yang menjadi tempat sirkulasi kolesterol. Jadi, secara otomatis kolesterol pasti terkandung di dalam serum.
Dalam praktikum ini digunakan campuran Pereaksi warna I (0,043 M asam sulfosalisilat dengan asam asetat glacial) dan pereaksi warna II (asam asetat anhidrat dalam asam asetat galisia 4:1) dengan perbandingan 75:25 yang berfungsi untuk melarutkan kolesterol. Setelah penambahan asam sulfat pekat larutan berwarna kuning kecoklatan. Asam sulfat ini berguna untuk membentuk kompleks warna. Seharusnya larutan menjadi berwarna kemerahan setelah ditambahkan asam sulfat pekat yang setelah didiamkan akan berubah menjadi warna biru dan hijau akibat pembentukan polimer tak jenuh. Dimana warna hijau yang terjadi sebanding dengan kadar kolesterol. Namun larutan menjadi berwarna kekuningan setelah didiamkan selama 15 menit.
Bila kolesterol direaksikan dengan asam asetat anhidrit dan asam sulfat pekat dalam lingkungan bebas air, maka akan terbentuk warna hijau biru yang intens akibat pembentukan polimer hidrokarbon tak jenuh. Hasil reaksi antara kolesterol dengan pereaksi warna yang membentuk kompleks berwarna hijau biru tersebut diukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
            (Miroslav, 1971)
Selanjutnya absorbansi dibaca pada panjang gelombang 560 nm karena pada panjang gelombang 560 nm nilai absorbansi yang diperoleh lebih stabil. Setelah dihitung dengan rumus maka diperoleh kadar kolesterol total dalam serum test A adalah 105,49 mg/dl dan kadar kolesterol total dalam serum test B adalah 46,24 mg/dl. Terlihat bahwa kadar kolesterol total dalam serum test A dan test B berada di bawah rentang normal yaitu 125-250 mg/dl yang menunjukkan keadaan pasien hipolipidemia. Sebagian besar kolesterol di dalam tubuh kita disintesa oleh tubuh dan juga diambil dari sumber makanan. Kolesterol memainkan peranan penting dalam proses biokimia misalnya sebagai komponen membran sel dan sintesa berbagai hormon steroid (Sudarma, 2009), sehingga apabila total kolesterol rendah maka akan mengganggu proses-proses tersebut. Adapun salah satu hal teknis yang dapat menyebabkan rendahnya kadar kolesterol ini adalah dilakukannya pengenceren serum sebelumnya sehingga kadar kolesterol serum test A dan test B berada di bawah rentang normal.

No comments:

Post a Comment