a. Tujuan Praktikum
Untuk
menentukan kadar kolesterol total dalam serum.
b. Metode yang digunakan
Metode yang digunakan
dalam penentuan kadar kolesterol total dalam praktikum ini ialah metode Liberman-Burchard
c.
Prinsip Pemeriksaan
Bila
kolesterol direaksikan dengan asam asetat anhidrit dan asam sulfat pekat dalam
lingkungan bebas air, maka akan terbentuk warna hijau biru yang intens akibat
pembentukan polimer hidrokarbon tak jenuh. Hasil reaksi antara kolesterol
dengan pereaksi warna yang membentuk kompleks berwarna hijau biru tersebut
diukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis.
d. Alat & Bahan
-
Tabung reaksi
-
Rak tabung reaksi
-
Pipet tetes
-
Pipet ukur
-
Pipet mikro
-
Gelas beaker
-
Spektrofotometer
-
Serum jernih
-
Pereaksi warna I
0,043
M asam sulfosalisilat dengan asam asetat glacial
-
Asam sulfat pekat 96%
-
Pereaksi warna II
Asam
asetat anhidrat dalam asam asetat glacial 4:1
-
Standar kolesterol 250 mg/dl (Bio
analitika®)
e. Cara Kerja
- Dibuat
pereaksi kolesterol dengan mencampur pereaksi warna I dan II dengan
perbandingan (75:25)
- Dibuat
campuran sebagai berikut:
Tes
|
Standar
|
Blanko
|
|
Serum
|
0,05
|
-
|
-
|
Standar
|
-
|
0,05
|
-
|
Aquadest
|
-
|
-
|
0,05
|
Pereaksi kolesterol
|
2,5
|
2,5
|
2,5
|
-
Dicampur dan tangguhkan selama 5 menit
pada suhu 20-25°C lalu ditambahkan:
Tes
|
Standar
|
Blanko
|
|
Asam sulfat pekat
|
0,5
|
0,5
|
0,5
|
-
Dicampur sampai semua protein larut,
ditangguhkan selama 15 menit pada suhu 20-25°C, lalu baca dalam
spektrofotometer pada panjang gelombang 610 nm.
-
Perhitungan:
Kolesterol
total serum (mg/dl) =
Keterangan:
Dt = Absorbansi deri kolesterol dalam sampel
serum
Dst
= Absorbansi dari kolesterol standar
f. Hasil Pemeriksaan & Interpretasi Hasil
Test A
|
Test B
|
Standar
|
Blanko
|
|
Warna setelah ditambahkan H2SO4
|
Hijau kekuningan (++)
|
Hijau kekuningan (+)
|
Hijau kebiruan
|
Bening jernih (-)
|
Warna setelah didiamkan 15 menit
|
Kuning kecoklatan
|
Kuning
|
Coklat kekuningan
|
Bening kekuningan
|
Absorbansi
|
0,073
|
0,032
|
0,173
|
0,000
|
Kolesterol
total serum (mg/dl) =
Test
A =
Test
B =
Kadar
kolesterol total dalam serum test A adalah 105,49 mg/dl dan kadar kolesterol
total dalam serum test B adalah 46,24 mg/dl. Terlihat bahwa kadar kolesterol
total dalam serum test A dan test B berada di bawah rentang normal yaitu
125-250 mg/dl.
g. Pembahasan
Penetapan kadar kolesterol total termasuk
analisis yang penting dilakukan untuk keperluan diagnose gangguan metabolisme
lipid, menentukan kadar kolesterol pada penderita hiperlipidemia dan penyakit
terkait, dan dapat juga digunakan untuk mencari hubungan kadar kolesterol
dengan resiko penyakit jantung. Dimana apabila terdapat endapan kolesterol
dalam pembuluh darah dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah karena
dinding pembuluh darah menjadi makin tebal. Hal ini mengakibatkan juga
berkurangnya elastisitas atau kelenteran pembuluh darah. Dengan penyempitan
pembuluh darah dan berkurangnya kelenturan pembuluh darah, maka aliran darah
terganggu dan untuk mengatasi gangguan ini jantung harus memompa lebih
keras. Hal ini berarti jantung harus bekerja lebih keras daripada biasanya.
Serum
merupakan bagian dari cairan tubuh yang bercampur dengan darah. Seringkali
serum diartiakan sebagai cairan tanda sel darah dan faktor koagulasi atau
fibrinogen. Serum juga merupakan sebuah plasma darah tanpa adanya fibrinogen.
Oleh karena itu, pada percobaan ini digunakan serum sebagai sampel karena serum
merupakan suatu plasma darah yang menjadi tempat sirkulasi kolesterol. Jadi,
secara otomatis kolesterol pasti terkandung di dalam serum.
Dalam
praktikum ini digunakan campuran Pereaksi warna I (0,043
M asam sulfosalisilat dengan asam asetat glacial) dan pereaksi warna II (asam
asetat anhidrat dalam asam asetat galisia 4:1) dengan perbandingan 75:25 yang
berfungsi untuk melarutkan kolesterol. Setelah penambahan asam sulfat
pekat larutan berwarna kuning kecoklatan. Asam sulfat ini berguna untuk
membentuk kompleks warna. Seharusnya larutan menjadi berwarna kemerahan setelah
ditambahkan asam sulfat pekat yang setelah didiamkan akan berubah menjadi warna
biru dan hijau akibat pembentukan polimer tak jenuh. Dimana warna hijau yang
terjadi sebanding dengan kadar kolesterol. Namun larutan menjadi berwarna
kekuningan setelah didiamkan selama 15 menit.
Bila
kolesterol direaksikan dengan asam asetat anhidrit dan asam sulfat pekat dalam
lingkungan bebas air, maka akan terbentuk warna hijau biru yang intens akibat
pembentukan polimer hidrokarbon tak jenuh. Hasil reaksi antara kolesterol
dengan pereaksi warna yang membentuk kompleks berwarna hijau biru tersebut
diukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Reaksi yang terjadi
adalah sebagai berikut:
(Miroslav,
1971)
Selanjutnya absorbansi
dibaca pada panjang gelombang 560 nm karena pada panjang gelombang 560 nm nilai
absorbansi yang diperoleh lebih stabil. Setelah dihitung dengan rumus maka
diperoleh kadar kolesterol total dalam serum test A adalah 105,49 mg/dl dan
kadar kolesterol total dalam serum test B adalah 46,24 mg/dl. Terlihat bahwa
kadar kolesterol total dalam serum test A dan test B berada di bawah rentang
normal yaitu 125-250 mg/dl
yang menunjukkan keadaan pasien hipolipidemia. Sebagian besar
kolesterol di dalam tubuh kita disintesa oleh tubuh dan juga diambil dari
sumber makanan. Kolesterol memainkan peranan penting dalam proses biokimia
misalnya sebagai komponen membran sel dan sintesa berbagai hormon steroid
(Sudarma, 2009), sehingga apabila total kolesterol rendah maka akan mengganggu
proses-proses tersebut. Adapun salah satu hal teknis yang dapat menyebabkan
rendahnya kadar kolesterol ini adalah dilakukannya pengenceren serum sebelumnya
sehingga kadar kolesterol serum test A dan test B berada di bawah rentang
normal.
No comments:
Post a Comment