ETIOLOGI
Kanker adalah salah satu jenis penyakit degeneratif yang disebabkan
adanya pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah
menjadi sel kanker. Selanjutnya sel kanker ini dapat menyebar ke bagian tubuh
lainnya sehingga bisa menyebabkan kematian (Irawan, 2001).
Leukimia adalah suatu keadaan dimana terjadi pertumbuhan yang
bersifat irreversible dari sel induk dari darah. Pertumbuhan dimulai dari mana
sel itu berada. Sel-sel tersebut, pada berbagai stadia akan membanjiri aliran
darah yang berakibat sel yang spesifik akan dijumpai dalam jumlah yang banyak.
Sebagai akibat dari proliferasi sel abnormal tersebut maka akan terjadi
kompetisi metabolik yang akan menyebabkan anemia dan trombositopenia. Apabila
proliferasi sel terjadi di limpa maka limpa akan membesar, sehingga dapat
terjadi hipersplenisme yang selanjutnya menyebabkan makin memburuknya anemia
serta trombositopenia (Supandiman, 1997).
Etiologi leukimia sampai sekarang belum dapat dijelaskan
secara keseluruhan. Banyak para ahli menduga bahwa faktor infeksi sangat
berperan dalam etiologi leukimia. Infeksi terjadi oleh suatu bahan yang
menyebabkan reaksi seperti infeksi oleh suatu virus. Mereka membuat suatu
postulat bahwa kelainan pada leukimia bukan merupakan penyakit primer akan
tetapi merupakan suatu bagian dari respon pertahanan sekunder dari tubuh
terhadap infeksi tersebut. Respon defensif tubuh berbeda pada berbagai tingkat
usia oleh karena itu maka kita lihat
bahwa leukimia limfoblastik akut terdapat banyak pada anak-anak, leukimia
mieoblastik akut pada usia dewasa muda, leukimia granulositik kronik pada
dewasa muda dan orang tua dan leukimia limfositik kronik dapat dijumpai pada
semua umur (Supandiman, 1997).
Terjadi peningkatan insiden leukimia pada orang-orang
yang terkena radiasi sinar rontgen (terkena radiasi ledakan bom aom, yang dapat
terapi radiologis dan para dokter ahli radiologis). Diduga peningkatan insiden
ini karena akibat radiasi akan merendahkan resistensi terhadap bahan penyebab
leukimia tersebut (Supandiman, 1997). Selain faktor diatas ada beberapa faktor yang
menjadi penyebab leukimia akut yaitu
faktor genetika, lingkungan dan sosial ekonomi, racun, status imunologi,
serta kemungkinan paparan virus keduanya.
Obat yang dapat memicu terjadinya leukimia akut yaitu
agen pengalkilasi, epindophy ilotoxin. Kondisi genetik yang memicu leukimia
akut yaitu Down sindrom, bloom sydrom, fanconi anemia, ataxia telangiectasia.
Bahan kimia pemicu leukimia yaitu benzen. Kebiasaan hidup yang memicu leukimia
yaitu merokok, minum alkohol keduanya (Dipiro, et al, 2005).
2.2.
PATOFISIOLOGI
Sebuah sel induk majemuk berpotensi untuk mengalami
diferensiasi, poliferasi dan maturasi untuk membentuk sel-sel darah matang yang
dapat dilihat pada sirkulasi perifer. Sel-sel induk majemuk awalnya dibedakan
untuk membentuk dua kolam sel induk yang berbeda. Sel induk myeloid menimbulkan
enam jenis sel darah (eritrosit, trombosit, monosit, basofil, neutrofil,
eusinofil). Sedangkan sel induk limfoid dibedakan untuk membentuk sirkulasi
limfosit T Band. Leukimia dapat berkembang pada setiap tahap dan dalam setiap
baris sel. Dua hal yang umum pada acute lymphocytic atau lymphoblastic leukemia (ALL), acute myeloid leukemia
(AML). Pertama, keduanya muncul dari sebuah sel leukimia tunggal yang
mengembang dan memperoleh mutasi tambahan, yang berpuncak pada populasi sel
leukimia monoklonal. Kedua, adanya kegagalan untuk menjaga keseimbangan relatif
antara proliferasi dan diferensiasi, sehingga sel-sel tidak bisa membedakan
melewati tahap tertentu sel yang hematopoiesis. Sel (lymphoblast atau
myeloblast) kemudian berkembang takk terkendali. Proliferasi, diferensiasi dan
apoptosis berada dibawah kontrol genetik dan leukimia dapat terjadi ketika
keseimbangan antar proses dirubah. Terapi untuk obat antileukimia baru sedang
dikembangkan secara khusus (Dipiro, et al,
2005).
2.3.
GEJALA DAN PERSENTASI KLINIK
Selain presentasi klinis, laboratorium dan evaluasi
patologi diperlukan untuk definitif diagnosis leukimia. Tes yang paling penting
adalah sumsum tulang biopsi dan aspirasinya yang disampaikan kepada
hematopathology untuk berbagai evaluasi. Noda cytochemical sangat membantu
untuk menentukan apakah leukimia akut adalah keturunan myeloid atau limfoid.
Umum:
Biasanya
terjadi 1-3 bulan dengan gejala yang tidak jelas seperti kelelahan, kurangnya
toleransi latihan, nyeri dada dan perasaan yang tidak enak.
Gejala:
Pasien
melaporkan penurunan berat badan, malaise, kelelahan, dan palpitasi dan dyspnea
saat beraktivitas. Gajala lain yang dapat muncul yaitu demam, menggigil, dan
kerasnya sugestif infeksi, memar (perdarahan vagina yang berlebihan,
epistaksis, ekimosis dan petechiae), nyeri tulang, kejang, sakit kepala, dan
diplopia.
Pemerikasaan Laboratorium :
Jumlah sel darah yang lengkap, anemia
biasanya hadir dan normokromik normositik (tanpa peningkatan kompensasi dalam
retikulosit). Trombositopenia (berat, kurang dari 50.000/mm3
trombosit) hadir di sekitar 50% kasus. Leukopenia/leukositosis kira-kira 20%
dari pasien akan hadir dengan jumlah sel darah putih yang tinggi. Asam urat
meningkat pada 50% dari pasien karena omset selular yang cepat. Elektrolit
seperti kalium dan fosfaat biasanya meningkat. Koagulasi, dimana waktu
prothrombin dan waktu tromboplastin meningkat.
Diagnostik Tes
lainnya :
Biopsi sumsum tulang dan aspirasi untuk
pemeriksaan morfologi, cytochemical pewarnaan, imunofenotipe, dan sitogenita
analisis.
(Dipiro, et al, 2005)
No comments:
Post a Comment