Saturday, June 1, 2013

Tentang Tablet



Tablet adalah sediaan padat, dibuat secara kempa - cetak berbentuk rata atau cembung rangkap, umumnya bulat mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelican, zat pembasah atau zat lain yang cocok. (Depkes RI, 1979).
Menurut Syamsuni (2006), penggolongan obat dapat dibedakan berdasarkan atas :
1. Berdasarkan metode pembuatan
Berdasarkan metode pembuatannya, dikenal dua jenis tablet, yaitu tablet cetak dan tablet kempa.
a.       Tablet cetak dibuat dari bahan obat dan bahan pengisi yang umumnya mengandung laktosa dan serbuk sukrosa dalam berbagai perbandingan. Massa serbuk dibasahi dengan etanol persentase tinggi. Kadar etanol tergantung pada kelarutan zat aktif dan bahan pengisi dalam sistem pelarut, serta derajat kekerasan tablet yang diinginkan. Massa serbuk tablet yang lembab ditekan dengan tekanan rendah ke dalam lubang cetakan. Kemudian dikeluarkan dan dibiarkan kering.
b.      Tablet kempa dibuat dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul menggunakan cetakan baja. Umumnya tablet kempa mengandung zat aktif, bahan pengisi, bahan pengikat, desintegran, dan lubrikan, tetapi dapat juga mengandung bahan pewrna dan lak (pewarna yang diabsorpsikan pada aluminium hidroksida yang tidak larut) yang diizinkan, bahan pengaroma, dan bahan pemanis.
2. Berdasarkan distribusi obat dalam tubuh
Berdasarkan distribusi obat dalam tubuh, tablet dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu:
a.       Bekerja lokal
Misalnya tablet isap untuk pengobatan pada rongga mulut, ovula untuk pengobatan pada infeksi di vagina.
b.      Bekerja sistemik
Misalnya per oral. Tablet yang bekerja sistemik dapat dibedakan menjadi :
- Short acting (Jangka pendek) : dalam satu hari memerlukan beberapa kali menelan obat
- Long acting (jangka panjang) : dalam satu hari cukup menelan satu tablet.

3. Berdasarkan jenis bahan penyalut
Berdasarkan jenis bahan penyalut, tablet dapat dibedakan menjadi:
a. Tablet salut biasa / salut gula (dragee), disalut dengan gula dari suspensi dalam air mengandung serbuk yang tidak larut, seperti pati, kalsium karbonat, talk, atau titanium dioksida yang disuspensikan dengan gom akasia atau gelatin.
b. Tablet salut selaput (film-coated tablet), disalut dengan hidroksi propil metil selulosa, metil selulosa, hidroksi propil selulosa, Na-CMC, dan campuran selulosa asetat ftalat dengan PEG yang tidak mengandung air atau mengandung air.
c. Tablet salut kempa adalah tablet yang disalut secara kempa cetak dengan massa granulat yang terdiri atas laktosa, kalsium fosfat, dan zat lain yang cocok. Mula-mula dibuat tablet inti, kemudian dicetak lagi bersama granulat kelompok lain sehingga terbentuk tablet berlapis.
d. Tablet salut enteric (enteric-coated tablet), atau lepas tunda, yakni jika obat dapat rusak atau menjadi tidak aktif akibat cairan lambung atau dapat mengiritasi mukosa lambung, maka diperlukan penyalut enterik yang bertujuan untuk menunda pelepasan obat sampai tablet melewati lambung.
e. Tablet lepas lambat, atau tablet dengan efek diperpanjang, yang dibuat sedemikian rupa sehingga zat aktif akan tetap tersedia selama jangka waktu tertentu setelah obat diberikan.

4. Berdasarkan Cara Pemakaian
Berdasarkan cara pemakaiannya, tablet dapat dibagi menjadi:
a. Tablet biasa / tablet telan. Dibuat tanpa penyalut, digunakan per oral dengan cara ditelan, pecah di lambung.
b. Tablet kunyah. Bentuknya seperti tablet biasa, cara pakainya dikunyah dulu dalam mulut kemudian ditelan, umumnya tidak pahit.
c.  Tablet isap (lozenges, trochisi, pastiles), adalah sediaan padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat, umumnya dengan bahan dasar beraroma dan manis, yang membuat tablet melarut atau hancur perlahanlahan dalam mulut.
d. Tablet larut (effervescent tablet). Contohnya Ca-D-Redoxon, tablet efervesen Supradin.
e. Tablet implant (pelet). Tablet kecil, bulat atau oval putih, steril, dan berisi hormon steroid, dimasukkan ke bawah kulit dengan cara merobek kulit sedikit, kemudian tablet dimasukkan, dan kulit dijahit kembali. Zat khasiat akan dilepas perlahan-lahan.
f. Tablet hipodermik (hypodermic tablet). Tablet steril, umumnya berbobot 30 mg, larut dalam air, digunakan dengan cara melarutkan ke dalam air untuk injeksi secara aseptik dan disuntikkan di bawah kulit (subkutan).
g. Tablet bukal (buccal tablet), digunakan dengan cara meletakkan tablet di antara pipi dan gusi, sehingga zat aktif diserap secara langsung melalui mukosa mulut.
h. Tablet sublingual, digunakan dengan cara meletakkan tablet di bawah lidah sehingga zat aktif secara langsung melalui mukosa mulut, diberikan secara oral.
i. Tablet vagina (ovula).

No comments:

Post a Comment