Saturday, June 22, 2013

Imunodiagnostik



Seorang klinikus perlu mengetahui dasar beberapa teknik pemeriksaan imunologi agar dapat memilih jenis pemeriksaan yang diperlukan. Interaksi antara antigen dan antibodi merupakan dasar dari banyak esai diagnostik kualitatif atau kuantitatif. Reaksi antigen-antibodi digunakan untuk mengidentifikasi komponen spesifik dalam gabungan dari salah satu tersebut.
  PEMERIKSAAN SISTEM IMUN HUMORAL
A. Pemeriksaan Immunoglobulin dan Protein Spesifik Lain
Setiap laboratorium menentukan batasan referens sendiri untuk setiap protein dan hal itu akan bervariasi tergantung cara, antisera yang digunakan dan golongan etnik. Penilaian IgG, IgM, IgA, dan protein serum adalah esensial bila ada dugaan defisiensi imun dan penyakit limfoproliferatif. Hemaglutinasi merupakan cara untuk menemukan antibodi atas dasar aglutinasi sel darah merah.
Presipitasi dapat terjadi apabila antibodi (biasanya IgG atau IgM) bereaksi dengan antigen yang larut. Bila reaksi terjadi dengan bantuan medium akan terbentuk lengkung atau garis presipitasi. Tes presipitasi dilakukan dengan cara Ouchternoly. Selain itu, pemeriksaan IgG, IgM, IgA, dan protein dilakukan dengan elektroforesis, dimana kadar total Ig dalam serum biasanya dilakukan dengan nefelometer. Ig yang meninggi ditemukan pada berbagai penyakit seperti jika isotop yang meningkat IgG (penyakit jaringan ikat, AIDS), IgA (AR, penyakit celiac), IgM (Limfoma, malaria), IgG dan IgA (infeksi saluran nafas kronis), IgG dan IgM (LES, lepra), IgG,IgA, dan IgM (endokarditis, osteomielitis). Pemeriksaan antibodi terhadap antigen mikroba dilakukan dengan adanya kemampuan membentuk antibodi spesifik terhadap antigen tertentu yang merupakan cara paling sensitif untuk menemukan kelainan pada produksi antibodi.
B.  Kemampuan Memproduksi Imunoglobulin
Kemampuan penderita membentuk immunoglobulin dapat diperiksa dengan imunisasi aktif, misalnya antigen bakteri dan respon antibodi diukur dengan tabung tes presipitasi.
C. Pemeriksaan Protein Spesifik Lain
Sel B dapat memproduksi Ig identik dalam jumlah besar. Molekul identik itu menunjukkan migrasi khas yang disebut paraprotein pada elektroforesis baik dari darah atau urin. Selain itu dapat dilakukan elektroforesis protein serum yang dilakukan pada semua sampel untuk pemeriksaan analisis Ig agar paraprotein dapat diidentifikasi.
D. Urin
Tes proteinuria Bence Jones dilakukan dengan menggunakan 3 tahap yaitu: kadar dalam urin; elektroforesis untuk menunjukkan adanya M Band; imunofikasi untuk menentukan band monoclonal yang terdiri atas rantai ringan monoclonal atau ҡ atau λ.
E. CSP
Sebab albumin tidak disintesis dalam otak, hubungan antara IgG dan albumin-indeks IgG CSP memberikan indikasi indirek mengenai jumlah IgG yang disintesis dalam CSP oleh limfosit.
E.  Pemeriksaan Protein Fase Akut dan Komplemen
Meliputi pemeriksaan protein fase akut; pemeriksaan komplemen dan kompleks imun; pemeriksaan produk komplemen; dan pemerikasaan kompleks imun
F.     Berbagai Teknik Pemeriksaan Sistem Imun Humoral Khusus
1. Radioimmunoassay (RIA)
RIA digunakan untuk menghitung antigen atau hapten yang dapat dilabel secara radioaktif. Ini berdasarkan kompetisi untuk antibodi spesifik antara bahan dengan konsentrasi tertentu yang dilabel (diketahui) dengan yang tidak dilabel (tidak diketahui) Kompleks yang terbentuk antara antigen dan antibodi kemudian dapat dipisahkan dan jumlah radioaktif diukur, kemudian dibandingkan hasilnya dengan konsentrasi antigen standar.
2. Radioallergosorbent test (RAST)
RIA yang khusus,  Radioallergosorbent test (RAST) digunakan untuk mengukur jumlah antibodi IgE serum yang bereaksi dengan alergen (antigen) tertentu.
3. Competition RIA
Competition RIA merupakan cara RIA klasik untuk menemukan antigen. Dalam hal ini antigen yang dicari (Ag) bersama sama dengan sejumlah antigen tertentu yang bertanda zat radio aktif (Ag*) direaksikan dengan antibodi (Ab) yang diikat oleh benda padat.

No comments:

Post a Comment