Seorang
klinikus perlu mengetahui dasar beberapa teknik pemeriksaan imunologi agar
dapat memilih jenis pemeriksaan yang diperlukan. Interaksi antara
antigen dan antibodi merupakan dasar dari banyak esai diagnostik kualitatif
atau kuantitatif. Reaksi antigen-antibodi digunakan untuk
mengidentifikasi komponen spesifik dalam gabungan dari salah satu tersebut.
PEMERIKSAAN
SISTEM IMUN HUMORAL
A. Pemeriksaan Immunoglobulin dan
Protein Spesifik Lain
Setiap laboratorium
menentukan batasan referens sendiri untuk setiap protein dan hal itu akan
bervariasi tergantung cara, antisera yang digunakan dan golongan etnik.
Penilaian IgG, IgM, IgA, dan protein serum adalah esensial bila ada dugaan
defisiensi imun dan penyakit limfoproliferatif. Hemaglutinasi merupakan cara
untuk menemukan antibodi atas dasar aglutinasi sel darah merah.
Presipitasi
dapat terjadi apabila antibodi (biasanya IgG atau IgM) bereaksi dengan antigen
yang larut. Bila reaksi terjadi dengan bantuan medium akan terbentuk lengkung
atau garis presipitasi. Tes presipitasi dilakukan dengan cara Ouchternoly. Selain
itu, pemeriksaan IgG, IgM, IgA, dan protein dilakukan dengan elektroforesis,
dimana kadar total Ig dalam serum biasanya dilakukan dengan nefelometer. Ig
yang meninggi ditemukan pada berbagai penyakit seperti jika isotop yang
meningkat IgG (penyakit jaringan ikat, AIDS), IgA (AR, penyakit celiac), IgM
(Limfoma, malaria), IgG dan IgA (infeksi saluran nafas kronis), IgG dan IgM
(LES, lepra), IgG,IgA, dan IgM (endokarditis, osteomielitis). Pemeriksaan
antibodi terhadap antigen mikroba dilakukan dengan adanya kemampuan membentuk
antibodi spesifik terhadap antigen tertentu yang merupakan cara paling sensitif
untuk menemukan kelainan pada produksi antibodi.
B. Kemampuan Memproduksi Imunoglobulin
Kemampuan
penderita membentuk immunoglobulin dapat diperiksa dengan imunisasi aktif,
misalnya antigen bakteri dan respon antibodi diukur dengan tabung tes
presipitasi.
C. Pemeriksaan Protein Spesifik Lain
Sel
B dapat memproduksi Ig identik dalam jumlah besar. Molekul identik itu menunjukkan
migrasi khas yang disebut paraprotein pada elektroforesis baik dari darah atau urin.
Selain itu dapat dilakukan elektroforesis protein serum yang dilakukan pada
semua sampel untuk pemeriksaan analisis Ig agar paraprotein dapat
diidentifikasi.
D. Urin
Tes proteinuria Bence Jones dilakukan dengan menggunakan
3 tahap yaitu: kadar dalam urin; elektroforesis untuk menunjukkan adanya M Band; imunofikasi untuk menentukan band monoclonal yang terdiri atas rantai
ringan monoclonal atau ҡ atau λ.
E.
CSP
Sebab albumin tidak disintesis dalam otak, hubungan
antara IgG dan albumin-indeks IgG CSP memberikan indikasi indirek mengenai
jumlah IgG yang disintesis dalam CSP oleh limfosit.
E. Pemeriksaan Protein Fase Akut dan
Komplemen
Meliputi pemeriksaan
protein fase akut; pemeriksaan komplemen dan kompleks imun; pemeriksaan produk
komplemen; dan pemerikasaan kompleks imun
F. Berbagai Teknik Pemeriksaan Sistem
Imun Humoral Khusus
1.
Radioimmunoassay (RIA)
RIA
digunakan untuk menghitung antigen atau hapten yang dapat dilabel secara
radioaktif. Ini berdasarkan kompetisi untuk antibodi spesifik antara bahan
dengan konsentrasi tertentu yang dilabel (diketahui) dengan yang tidak dilabel
(tidak diketahui) Kompleks yang terbentuk antara antigen dan antibodi kemudian
dapat dipisahkan dan jumlah radioaktif diukur, kemudian dibandingkan hasilnya
dengan konsentrasi antigen standar.
2. Radioallergosorbent test (RAST)
RIA
yang khusus, Radioallergosorbent test (RAST) digunakan untuk mengukur jumlah
antibodi IgE serum yang bereaksi dengan alergen (antigen) tertentu.
3. Competition RIA
Competition RIA
merupakan cara RIA klasik untuk menemukan antigen. Dalam hal ini antigen yang
dicari (Ag) bersama sama dengan sejumlah antigen tertentu yang bertanda zat
radio aktif (Ag*) direaksikan dengan antibodi (Ab) yang diikat oleh benda
padat.
No comments:
Post a Comment